Istigfar

Duduk diantara gemilang dunia

Dalam lampu-lampu kegalauan

Bersimpuh di kaki langit

Mengharap cucuran rahmat

Dalam pelukan taubat

....

(dalam air mata)

Kembali

06.19 by poemtography 0 komentar

Tuhan, aku kembali

Dengan lusuh dosa melumuri

Dengan cacat nista menghiasi

Masihkah TanganMu terbuka?

Menyambut kedatangan jiwa raga

Yang putihnya tlah pergi

Dalam langkah sepi seorang diri

…….

Menggila

06.17 by poemtography 0 komentar

Dia datang

Mengelabui hati

Menjelma

Memberi harap

Segenap bahagia

Malang benar aku ini

Percaya hingga gila

Mabuk hingga larut

.....

Yang Gulita

06.15 by poemtography 0 komentar
Bergerak, perlahan
Menyibak rahasia dunia
Mengukir jejak tak terlihat
Hanya merasa lewat udara
Yang kuingin tak tampak
Yang kuharap tak berbatas
Hanya meraba
Dengan sepenuhnya
Katanya ilmu adalah cahaya
Cahaya diatas cahaya
Semoga ia bisa menerangi
Gulita hidupku selama ini
.....

Dua Bidadari

06.12 by poemtography 0 komentar
Kau titipkan cinta di hati
Kau gantungkan mimpi di langit
Kau tahtakan kesabaran di jiwa
Maka nikmat mana yang harus kuingkari?
Kali ini, Kau kirimkan
Dua bidadari dunia
Yang senyumnya memberikan udara
Yang tangisnya memberikan kehidupan
Dua bidadari yang mengiringi aku berjalan
Dalam gulita malam
Dalam teriknya perjalanan
Dua bidadari yang menemaniku
Membangun istanaku
Kelak
Jika istanaku telah mendunia
Kan ku ajak bidadariku
Menempati singgasana penuh cinta
Bersama.. mendekap manisnya surga
Rabbi…
Ijinkan aku berjanji
Menggenggam jemari kedua bidadari
Tanpa hirau akan resah
suatu masa nanti
…..
(to dua bidadariku )

Masih Cinta

Ternyata
DIA masih cinta
DIA masih sayang

Terasa dekat
Lekat, lebih erat

Tak boleh lagi menipu diri
Tak ada lagi berkerdil hati

Karena DIA
Memilikiku seutuhnya
Selamanya
.....

Ini, Aku

22.23 by poemtography 0 komentar
Ini aku,
hambaMu yang dulu
Aku tahu,
Semakin banyak masalah membelitku
Itu pertanda Kau sayang padaku
Pertanda kau memanggilku
Untuk dekat DenganMu

Ya Allah
Ini aku,
Aku rindu saat-saat pertama mengenalMu
Saat-saat aku buka lembaran buku
Untuk mencari namaMu
Mencari pembenaran atas syariatMu
Aku Rindu
Saat-saat pertama
Aku membaca firmanMu dengan seksama
Dengan jiwa

Ya Allah,
Sungguh aku rindu
Bertanya pada siapapun tentang Engkau
Menuliskan namaMu ditiap sudut kamar
Agar aku bisa membaca, melihat, dan mengingatMu
Sepanjang hari, sepanjang waktu,
Sepanjang hidupku

Ya Allah,
Aku rindu saat-saat Kau memberiku jalan kebenaran
Jalan hidayah yang begitu indah
Rasa manisnya iman dan pahitnya dosa-dosa
Aku rindu,
Saat-saat aku mencoba
Melawan rasa ketakutan untuk bertemu Engkau
Pada dinginnya malam

Sungguh aku rindu,
Saat-saat setiap orang mencerca jilbab suciMu
Tapi aku sungguh menikmati perjalanan itu
Saat engkau begitu dekat
Menggenggam erat rapuhnya iman
Melindungi ketakwaan

Ya Allah
Sungguh rindunya hati ini
Sedekat dan sedalam ini
MencintaiMu, MerinduMu

Ya Allah
Ini aku,
Izinkan aku masuk kedalam istana cintaMu
Yang berisi menara dan pilar-pilar keindahan tiada tara
Yang melindungi, menerangi, dan meluluhkan hati ini
Amin
...

Kadang

Kadang Panas
Kadang Dingin
Kadang Senyum
Kadang Muram
Kadang Jelas
Kadang Kabur
Kadang Ada
Kadang Tidak
Kadang Lelah
Kadang Tak berdaya
Kadang Suka
Kadang Duka
Kadang-kadang
Terjadi Bersama
Semuanya

Nyanyian Kecil


Bila matahari tiba

Gerak lincahku menari

Merdu suaraku riuh mengangkasa

Debu-debu  jadi orkestranya

Sengat udara jadi penontonnya

Bukan,

Bukan aku yang meminta

Tapi kehidupanku ingin mendengar

Nyanyian kecil dari dalam hati

Nyanyian merdu yang aku dendangkan

Untuk menghibur hati yang berserakan

Aku harus tetap bernyanyi

Mengejar matahari hari ini

Berdendang dengan nasib

Beradu dengan keras dunia

Bersua dengan bahagia

Suatu saat

 

 

*Bukan Untukku

Mencintaimu,

Bagai air yang mengalir dalam dahaga dunia

Menyukaimu,

Bagai udara yang berhembus dalam nafas

Merindumu,

Bagai udara yang membakar perasaan jingga

Kubiarkan,

Rasa demi rasa yang tumbuh dan terasa begitu indah

Kuhanya,

Tatapmu dalam kelamnya duniaku

Saja,

Menatap bayanganmu yang kian pudar

Meratapi pedihnya cinta yang ada didiriku

Keramaian kota, kesunyian jalan, gaduhnya sekitar

Tuliskan jejak untuk perasaan yang terabaikan

Hilang, biar hilang

Agar mati saja cinta ini

Sudah, biarkan saja

Mimpiku yang baru saja mekar dan berkembang

Bila aku,

Tak pasti untukmu

Juga untuk kisah hidupku

Biar,

 

*Sajak untuk seorang teman

Bogor, 2007

Nikmati Saja

20.14 by poemtography 0 komentar

Nikmati saja apa yang terjadi

Jalani saja apa yang Dia beri

Tak usah berandai-andai

Karena pelepah pohon surga telah menuliskannya

Biar saja mereka bebas bicara

Mungkin itu menyenangkan hati

Memuaskan jiwa

Taulah hukum alam

Karena nila setitik rusak susu sebelanga

Biarlah semua memvonis

Karena begitulah namanya hukum

Bebas atau terpenjara

Hanya kepada Yang Maha Mengetahui

Yang Berhak Menghakimi

Kita menyerahkan diri

..........

Makna Sehelai Jilbab

20.05 by poemtography 0 komentar

Sehelai Jilbab

Apalah artinya???

Hanya sehelai kain segi empat

Mudah dicari di pasar,di toko,atau di mall

 

Warna-warni jilbab sangat mudah kita temukan

dimanapun... kapanpun...

 

Untuk apa jilbab itu?

apakah untuk menutupi rambut indah yg sudah di smothing,

rebonding,dan berbagai pelayanan salon lainnya...

 

Sayang sekali...

 

Bukankah menggunakan jilbab itu panas??? sementara tropisnya iklim Indonesia

semakin membuat kita kegerahan,,,

 

Atau sebaliknya...

jilbab itu digunakan untuk menutupi teriknya matahari

agar terhindar dari UV yg membuat kulit tak secerah bengkoang

 

Tapi,,,

lebih dari itu

Jilbab menangkal lebih dari UV dan radikal bebas

 

yakni.. sengatan dunia

dan sengatan api neraka kelak...

yg membakar hingga ketulang belulang...

 

memang hanya sehelai kain segi empat

mudah2an bisa menyelamatkan kita...

para kaum hawa

….

Analogi

19.59 by poemtography 0 komentar
Pada sebuah kerajaan
Seorang putri duduk
Di singgasana keagungan
Pesonanya menaklukan negeri
Menaklukan peradaban
Ia bukan hanya seorang putri
Ia memiliki samurai tajam
Yang siap memenggal kezaliman para pemberontak
Keberaniannya memukau bangsawan
Raja dan permaisuri pun demikian
Sang putri tak pernah gentar
Hingga samurainya masih tergenggam
.....
Pada suatu hari
Seorang ksatria mengajaknya turun berperang
Karena pemberontak semakin menyerbu
Sang putri telah siap membawa samurainya
Mengasah tajam untuk memenggal kepala
Namun raja dan permaisuri tak mengijinkan ia pergi
Mereka takut nyawa putri terancam untuk kesekian kali
Mereka takut sang putri terluka dan tak kembali
.........
Sang putri hanya mengangguk
Jatuh dan terduduk
Sementara kerajaan makin terkepung
Ksatria pun maju sendiri ke medan perang
Mengerahkan segenap tenaga untuk berjuang
Sang putri kini membisu
Menatap pertempuran yang menumpahkan kegalauan
Samurainya tersimpan dalam kotak emas
Yang suatu saat akan ia buka kembali
.........
Bolehkah sang putri bertanya?
Mengapa ia tetap tinggal?
Sementara di pertempuran sebelumnya
Ia mengibarkan panji kemenangan
Takutkah ia dengan darah?
Takutkah ia dengan mati?
“TIDAK”
Jawabannya TIDAK
........
Bisakah sang putri kembali berperang?
Mengoyak nurani musuh yang datang
Sementara samurainya hampir usang
Tertelan kecewa yang begitu besar
Bisakah putri hidup kembali?
Sementara keberaniannya hampir mati
Terkoyak dan terbius kepasrahan
.......

Saya Sangat Sibuk Sekali

19.56 by poemtography 0 komentar

Saya sangat sibuk sekali...

Hujan Tugas... Hujan Ujian

 

Saya sangat sibuk sekali...

sampai-sampai lupa makan, lupa istirahat, tapi jangan lupa ingatan..hehe

 

Saya sangat sibuk sekali...

sampai-sampai lupa untuk bersilaturahmi atau sekedar melempar senyum kepada saudara2 saya...

 

Saya sangat sibuk sekali...

hingga lupa memberi kabar kepada orang tua di rumah...

 

Saya sangat sibuk sekali...

Hingga lupa bersedekah, berinfak, dan beramal...

 

Saya sangat sibuk sekali...

hingga kelelahan sampai lupa untuk bangun malam...

 

Saya sangat sibuk sekali

Bangun shubuh suka kesiangan..

 

Saya sangat sibuk sekali...

sampai lupa amanah apa yang harus di tunaikan sekarang..

 

Saya sangat sibuk sekali...

Sibuk mencari hiburan karena penatnya rutinitas...

 

Tapi...

kenapa saya tidak sibuk untuk bertilawah, berzikir, berdo'a, bershalwat, dan meraih Cinta-Nya???

kenapa saya tidak sibuk membantu saudara sy yang sedang terkena musibah dan perlu perhatian???

kenapa saya tidak sibuk beramal untuk bekal akhirat saya kelak???

kenapa saya tidak sibuk berbuat yg terbaik untuk kedua orang tua???

 

Astagfirullah...

 

Rabbku...Aku mohon ampun pada-Mu atas kesibukkan ini...

Jangan jadikan aku orang yang sibuk mencari Cinta-Mu di Yaumul Hisab nanti...

 

Untuk yang Bernama Sahabat

19.51 by poemtography 0 komentar

Aku sudah tenang

Namun jangan terlalu

Karena aku takut

Hanyut dan terbawa arus kehidupan

Lihat saudaraku diseberang sana

Ia mengeluh karena sendiri

Ia gusar karena tak berkawan

Maaf mungkin tak cukup

Tapi harus aku lakukan

Aku dengarkan keluhanmu

Aku pahami ketakutanmu

Tapi ketahuilah saudaraku

Ada hal yang kau tak tau

Ada keadaan yang memaksaku

Untuk tak berterus terang

Izinkan aku mengabdi

Agar kekhawatiranmu tak menjadi

Pahamilah diri

Baik kau atau aku

Karena dengan itu

Kita bisa jalani

Semua yang terjadi

…….

Nyanyian Surga

19.49 by poemtography 0 komentar

Entah apa lagi yang merasuk

Mewarnai riak-riak pantai

Dalam lautan kerinduan

Jiwaku menggila

Merajuk cinta

Oh, jangan tak terkendali

Karena hanya yang berakal

Mampu kuasai

Lalu

Menarilah di langit

Biar barisan malaikat

Jadi saksinya

Nyanyian surga

Jadi pengiringnya

Agar mabuk sudah

Cintaku PadaNya

….

 

Pelarian

19.49 by poemtography 0 komentar

Aku berlari menghibur diri

Mengusir sedih sedalam ini

Aku pergi mengubur hari

Hingga ambisiku datang kembali

Aku pergi tak pernah henti

Hingga kisah ini miliki arti

Aku pergi jangan kau tangisi

Karena aku hanyalah sepi

Aku pergi tak ada lagi

Hingga kau yakin kita ada yang memiliki

(DIA)

..............

Hadiah

19.44 by poemtography 0 komentar

Terima kasih atas hadiah-hadiah itu
Mungkin semalam adalah hadiah nasihat
Yang terindah...

Atau mungkin
kau adalah Hadiah-Nya

....

Foto: Bersama

Istana

19.43 by poemtography 0 komentar

Bukannya saat melerai mimpi

Padahal lampu hampir temaram

Jiwa-jiwa hampir kelelahan

Mata-mata hampir terpejam

 

Akan kubangun lagi

Arsitektur indah tiada tara

Megah mencakar langit senja

Merah membakar isi dunia

 

Meski sayup suara datang menerkam

Tapi hati ini milik sendiri

Tak ada yang boleh mengintimidasi

Masuk dan merasuk

Mengoyak luka

 

Jangan tanya aku

Sekarang atau nanti

Karena aku akan segera bangun

Meniti bata istana

Walau air bening disudut mata

Jadi penghiasnya

 

Semua ini

Karena aku

MASIH ADA

....

Sesaat di Braga

19.39 by poemtography 0 komentar

Sesaat di Braga

Di Sepanjang jalan sepi terasing

Hangat lampu terangi jalan

Sepanjang harap

Berbicara pada cahaya

Bisakah aku melakukannya?

Hingga biarkan ia berlalu

Pergi

Hingga aku

Kembali seperti mulanya

….

foto: Kuntum An Nisa Imania