Senja Padang Pasir


Bola merah menyala
terangnya sinari jiwa
yang kala itu
tak karuan entah kemana

Ada lagi canda tawa anak sekolah
Mewarnai padang gersang tapi bahagia
karna banyak senyum disana
senyum orang tercinta

ah, senang benar saat itu
mata.mataku.matamu
sahabatku
cerianya senyum kalian
yang seringnya jarang kulihat
kini bersinar

Ada harap disana
atas apa yang kita inginkan
mencari jalan
meski takut tersesat

semoga gurauan tadi jadi obat
di padang pasir yang menyengat

………………….

foto: Ardi Munawar

Di Negri Terjajah

19.47 by poemtography 0 komentar

Di negri ini aku mendengar suara
ada jeritan..
tawa..
air mata..
ketakutan..

Mencoba kuasai diri
namun tak bertahan

Ada yang teriak
namun tak terdengar
karna negri ini hampa udara

Aku ingin bicara
tapi siapa mau mendengar?

Aku ingin mencari
tapi tak ditemukan

apakah ada orang-orang tertindas?
melawan tirani tak terlihat

Di negri terjajah ini
Aku berdo'a

Ada seorang ksatria
Menancap panji kemenangan

.....

Dari Sebuah Istana

19.42 by poemtography 0 komentar
Dari hasrat-hasrat yang terdiam
Dari bisu-bisu yang mebungkam
Dari wajah-wajah yang penuh kepura-puraan
Dari si lugu yang tak pernah bisa bicara

Ada mercusuar tinggi disana
Atapnya merah
Lampunya menyala
Menghalau kapal-kapal
yang hendak berlabuh
kapal-kapal raja
kapal bangsawan
bukan vinishi milik pedagang
atau saudagar berlimpah uang

Dari sebuah hati yang menatap
Dari sebuah telinga yang selalu mendengar
Dari sebuah istana megah
Tempat para raja dan permaisuri merajut cinta
Namun...
kita hanya duduk di terasnya

.....

Hijaunya Hujan

19.12 by poemtography 0 komentar

Hijaunya Hujan...
Aromanya segar
Bersenandung dengan alam
Indah...

Walau Kuyup
Tak apalah...

Cahaya Mentari
Pasti datang lagi
....

Di padang hijau
Meredam kesedihan
Bandung Des'09

foto: Ardi Cahya Direja

Ungkapan Kemarin

19.12 by poemtography 0 komentar

Walau hanya satu hari
tapi bahagia
Walau hanya berdua
tapi tersenyum dan tertawa

Walau titik hujan menghujam
menggores kulit wajah
derai canda masih ada

Walau mendung itu kelam
Tak berarti apa-apa

Negri Van Java
Mengangumkan Sore kemarin
Butiran hujannya
Membasahi hati yang kerontang
sebelumnya...

*for my 'new' sista
Bandung 121109

Catatan Perjalanan

19.09 by poemtography 0 komentar

Ini bukan Rumah
Bukan pelataran
bukan tembang
bukan simfoni

Apa?

Merah, biru
jadi kelabu
hingga ungu

Lalu?

Setiap raga yang kulihat
Ada kata yang terucap
Pelan...

Menyeringai
Ingin Menerkam

Jadi?

Lari lagi
Hingga mati
Hingga habis

Hingga darah tercampur
debu jalanan yang mengepul
hitam tak karuan

Akhirnya?

Suara itu tak terdengar
Karena semuanya hampa udara

.........

Porak Poranda

18.48 by poemtography 0 komentar

Aku ingin lari sejauhnya

Ke tempat tak bernyawa

Yang tak ada bahagia

Yang tak ada air mata

……

Seluruhku porak poranda

Terhantam badai dari samudra

Tergulung ombak setingginya

Hingga pecah tanpa kepingan

……

Aku kelu untuk berteriak

Aku rabun untuk melihat

Karena tak ada siapa

Menolong

……

Aku jatuh pun tak ada yang tau

Hingga aku terluka parah

Mereka hanya berkata

Tapi tak merasa

…….

Bertanyalah pada nurani

Kenapa aku jadi begini?

foto: Ardi Munawar

Pada Suatu Ketika

18.45 by poemtography 0 komentar

Pada suatu ketika
Ketika ada yang datang
dan yang pergi

Pada suatu ketika
Aku lupa
Bahwa hidupku
Ada yang memiliki

Pada suatu ketika
Aku sadari
Bahwa tak ada yang sempurna
Dari manusia

Pada suatu ketika
Aku menangis
Meminta maaf dariNya
Atas hitam yang kubuat
Atas merah yang kulakukan

Pada suatu ketika
Aku mengingat kembali
Persimpangan yang pernah aku lalui
Samudra yang pernah aku arungi

Pada suatu ketika
Aku ingin kembali

........

foto: Ardi Munawar

Untukmu Malaikat Kecilku

18.41 by poemtography 0 komentar

Untukmu malaikat kecilku
Yang menari dalam sepi
Yang bernyanyi nada rindu
Yang berlari dalam mimpi

Untukmu malaikat kecilku
Yang dihatimu ada cinta
Yang dimatamu ada tawa
Yang ditanganmu ada rasa

Alunan suara memecah luka
Berlarilah ke depan
Ku tunggu hingga engkau datang
Melepas rindu di suatu ketika
....

Special for Diah Gustini

Kabar dari Langit

01.38 by poemtography 0 komentar

Ada suara datang di malam hari

Berbisik menerkam gulita malam

Ada jiwa mengguncang raga

Ancam cabut logika dari kepala

Mereka yang datang berbaris

Menepi mengambil catatan dari langit

Barisannnya penuh terlihat

Membawa kabar-kabar dan berita

Jika berdiri hati tak tenang

Jika berbaring jiwa terancam

Banyak bisik menghembus keraguan

Carilah penakluk untuk yang satu itu

Karena jika tidak kau akan mati

Kau akan kelu meratapi

Terpejam menyesali yang terjadi

Dengarlah kabar dari langit

Bicara takdir atas bumi

Menengadahlah perlahan

Mintalah!!! Jangan diam!!!

180210

Dalam ruang kelas sunyi

Foto: Ardi Munawar

Celah-celah Do’a

01.33 by poemtography 0 komentar

aku berdo'a
sekali ini saja
biar hilang semuanya
biar lepas segalanya
....
aku berdo'a
diantara celah malam yang ada
diantara dingin kala menggoda
diantara balutan dosa
lautan sepi meradang dada
....
Biar cintaMu tak menjauh
Biar hatiku tak mengaduh

foto: Ardi Munawar

Pelan-Pelan Saja

01.25 by poemtography 1 komentar

Pelan-pelan saja

Karena sebenarnya

Kita baru saja terhempas

Perlahan-lah berusaha

Karena sesungguhnya

Kita baru saja terluka

Cobalah Mengerti

Dan fahami

Episode yang pernah

Kita lalui

Jangan dipaksakan

Karena sesungguhnya

Ia akan merobek nurani

Mengguncang asa

Maknailah dengan ketulusan

Resapilah dengan keikhlasan

Karena ada Dia

Yang tak pernah terpejam

Menyaksikan kita

Lelaki dalam Senyuman

01.19 by poemtography 0 komentar

Senyummu tak pernah henti

Hingga hati ini menari

Senyummu seperti tak bertepi

Karna tak pernah hilang

Jika pagi kembali hadir

Senyum itu pun datang

Membawa harapan kehidupan pagi ini

Karna oase hampir mengering

Senyum itu penuh makna

Tak dapat diduga

Tak bisa diterka

Senyum itu penuh rahasia

Duhai lelaki dalam senyuman

Tersenyumlah untuk citamu hari ini

.........

180210

Kembang Setaman


Ada lagi kembang setaman

Seputih hati

Semerah jiwa

Sehijau cinta

Ada lagi kembang berbunga

Mekar memberikan nuansa citra

Wanginya menggoda yang menyapa

Kembang setaman

Kuntumnya memberikan ketegaran

Bagi yang melihat

Bagi yang mendekat

Kembang setaman

Bertaburan di sepanjang harapan

Berwarna warni

Kau hanya tinggal memilih

Jangan hanya satu

Kau boleh memilih yang lain

Pergilah berkeliling

Agar kau tau semua

Kembang setaman

180210

Kisah Sepotong Cireng

20.25 by poemtography 0 komentar

Kaki mungilnya mengajak menari

Menyusuri jalan hidup pinggir kota

Kakinya juga berlari

Mengejar mimpi diatas langit

Panas hujan jadi teman setia

Atas apa yang menjadi cita-cita

Debu bercampur asap hitam

Bukan alasan

Untuk tetap berlari menerjang

Hantaman ombak harus ditaklukan

.....

Senyum itu melegakkan

Meski rupiah tak kunjung menghampiri

Tawa itu pelepas kesedihan

Meski pulang dengan keranjang berisi

Karena mereka tak sendiri

Sayap-sayap malaikat menaungi

Jejak kecil yang penuh mimpi

....

Hidup ini memang harus diperjuangkan

Tak bisa diam dengan sejuta alasan

Padahal harap masih menari-nari diatas kepala

Berat itu pasti ada

Tapi Tuhan telah turunkan bala bantuannya

Sakit itu pasti datang

Tapi Tuhan telah siapkan penawarnya

......

Siapa sanggup berlari lagi?

Karena mimpi tak pernah mati

......

Untuk mereka

Para penjaja cireng keliling

Bandung, 24 Desember 2009