Analogi

Minggu, 07 Maret 2010 19.59 by poemtography
Pada sebuah kerajaan
Seorang putri duduk
Di singgasana keagungan
Pesonanya menaklukan negeri
Menaklukan peradaban
Ia bukan hanya seorang putri
Ia memiliki samurai tajam
Yang siap memenggal kezaliman para pemberontak
Keberaniannya memukau bangsawan
Raja dan permaisuri pun demikian
Sang putri tak pernah gentar
Hingga samurainya masih tergenggam
.....
Pada suatu hari
Seorang ksatria mengajaknya turun berperang
Karena pemberontak semakin menyerbu
Sang putri telah siap membawa samurainya
Mengasah tajam untuk memenggal kepala
Namun raja dan permaisuri tak mengijinkan ia pergi
Mereka takut nyawa putri terancam untuk kesekian kali
Mereka takut sang putri terluka dan tak kembali
.........
Sang putri hanya mengangguk
Jatuh dan terduduk
Sementara kerajaan makin terkepung
Ksatria pun maju sendiri ke medan perang
Mengerahkan segenap tenaga untuk berjuang
Sang putri kini membisu
Menatap pertempuran yang menumpahkan kegalauan
Samurainya tersimpan dalam kotak emas
Yang suatu saat akan ia buka kembali
.........
Bolehkah sang putri bertanya?
Mengapa ia tetap tinggal?
Sementara di pertempuran sebelumnya
Ia mengibarkan panji kemenangan
Takutkah ia dengan darah?
Takutkah ia dengan mati?
“TIDAK”
Jawabannya TIDAK
........
Bisakah sang putri kembali berperang?
Mengoyak nurani musuh yang datang
Sementara samurainya hampir usang
Tertelan kecewa yang begitu besar
Bisakah putri hidup kembali?
Sementara keberaniannya hampir mati
Terkoyak dan terbius kepasrahan
.......

0 Response to "Analogi"

Posting Komentar